Tujuan travelling saya berikutnya setelah terakhir ke karimunjawa bulan Juli tahun lalu yaitu ingin rafting di Magelang atau sungai Serayu di Banjarnegara. Kebetulan pertengahan bulan Februari ketika sedang membuka akun facebook saya mendapatkan sebuah notifikasi dari grup alumni SMA saya. Notifikasi itu dari seorang kawan bernama Khaerul Hamzah (Erul) yang ingin mengajak kami untuk rafting di sungai Elo, Magelang, Jawa Tengah. Rafting atau arung jeram merupakan kegiatan luar ruang di air yang memadukan antara olahraga, rekreasi, petualangan, dan edukasi. Ide ini berawal dari buka puasa bareng tahun 2011 lalu. Setelah berdiskusi dengan saling berbalas komentar di forum tersebut, akhirnya diputuskan rafting dilakukan pada hari Sabtu, 3 Maret 2012. Biaya Rafting termasuk transportasi dari Semarang – Magelang dan makan siang sebesar Rp175.000,- masih sangat terjangkau bagi kami.

Kata teman saya si Erul, bagi yang pertama kali rafting sebaiknya mencoba di sungai Elo dulu. Kondisi arusnya tidak terlalu deras dan cocok untuk yang baru pertama kali rafting, apalagi kami semua belum pernah punya pengalaman rafting kecuali si Erul. Salah satu sarana rafting yaitu adanya boat. Satu boat bisa diisi sampai 7 orang, namun salah satunya akan diisi instruktur sebagai pengendalinya.

Akhirnya dari ratusan anggota grup alumni tersebut yang bisa join rafting hanya 8 orang, ditambah dengan teman-teman kampus Erul yang datang dari berbagai negara sebanyak 8 orang, jadi totalnya ada 16 orang. Mereka ada di Indonesia sedang menyelesaikan studi di kampus Unnes mengambil jurusan bahasa dan budaya Indonesia.

Sabtu, 3 Maret 2012 jam 06.45 wib teman-teman SMA (Nurdin Eppendi datang dari Jakarta, Scifo Anggi, Ahmad Mardiyono, Diah Untari datang dari Brebes, dan saya) sudah berkumpul di gerbang Undip Pleburan, tak lama Erul, Hanityo Nurrakhman, dan Benny Sumardiana datang membawa mobil yang akan menjadi tumpangan kami ke Magelang. Sebelum berangkat ke Magelang kami menjemput teman-teman bule Erul yang tinggal di Sekaran, Gunungpati. Jadi kami menggunakan 2 mobil menuju Magelang yang ditempuh sekitar 2,5 jam.

Perjalanan darat dari Semarang menuju Magelang cukup lancar jaya. Terasa padat merayap ketika sampai di kota Ungaran. Jam 10.30 wib kami sampai di Candi Mendut, meeting point dengan orang yang akan mengantar kami ke Kampung Ulu. Kampung Ulu yaitu home base untuk menaruh barang kami dan melakukan persiapan sebelum ke sungai, jaraknya sekitar 3 kilometer dari candi Mendut.

Suasana Kampung Ulu sangat sejuk, ada beberapa gazebo, lapangan kecil, dan kamar mandi yang banyak. Setelah kami berganti pakaian, kami segera diantar menggunakan dua mobil menuju lokasi pemberangkatan. Perjalanan dari Kampung Ulu ke lokasi pemberangkatan sekitar 15 menit. Disarankan sebelum mulai rafting, perut sudah cukup terisi makanan karena rafting ini akan berlangsung kurang lebih selama 3 jam, jadi akan cukup menghabiskan tenaga.

Yup, akhirnya sampai juga di lokasi pemberangkatan. Disitu sudah terlihat 3 boat, helm, pelampung, dan dayung. Kami segera dipersilahkan untuk memilih helm, dan pelampung yang cocok dengan ukuran badan masing-masing, kemudian dibagi kelompok per boat terdiri dari 5 sampai 6 orang. Mas Purnomo salah satu instruktur yang akan mendampingi kami memberikan beberapa teknik menggunakan dayung, seperti arah untuk maju, mundur, dan berhenti. Selain itu, cara mengangkat kawan yang terjatuh ke air agar bisa kembali ke boat dengan memegang pelampungnya, dan memberitahu posisi yang aman apabila terseret arus. Pada intinya jangan PANIK!!!

Tanpa berlama-lama setelah berdoa agar kegiatan rafting ini berjalan dengan lancar dan selamat, kami semua menuju 3 boat yang sudah disiapkan di bibir sungai. Saya satu boat dengan Anggi, Thomas dari Spanyol, serta Irene dan Lena dari Rusia, dan instruktur di boat kami bernama mas Dedy. Awan yang akan mengiringi perjalanan kami selama 3 jam sedang mendung dan sedikit gerimis. Kondisi inilah yang kami cari karena tidak terlalu panas dan lebih menantang kalau hujan. Menurut mas Dedy arus sungai Elo saat itu agak sedikit deras.

Irene, Lena, Thomas, Bayu De Je, Anggi (dari kiri ke kanan)

Perjalanan rafting kami mulai dengan santai dan belum bertemu jeram. Suasananya sunyi dan dingin, disebelah kanan kiri banyak tanaman yang daunnya menjorok ke sungai. Tak berapa lama kami bertemu dengan jeram pertama, jeram ini kecil dan belum bisa membasahi pakaian kami. Namun, salah satu boat ada yang tersangkut di batu. Tenang saja, mereka sudah bersama instruktur yang berpengalaman jadi bisa lolos dengan mudah dari tersangkut di batu itu. Bagi yang tidak terbiasa mendayung, baru beberapak kali dayung akan langsung terasa capek di bahu, ini yang saya rasakan.

Di beberapa sisi kanan maupun kiri tebing saya temui ada bekas longsor sehingga sempat membuat kami tersangkut di bawah batang bambu yang patah ke sungai karena longsor itu. Tidak terasa 1,5 jam perjalanan sudah kami lewati, dan kami beristirahat sebentar di gubug pinggir sungai. Di gubug itu, kami disajikan air kelapa yang masih ada di dalam batok kelapa, dan beberapa makanan kecil. Air kelapanya sangat segar dan makanan kecil itu cukuplah untuk mengganjal perut kami yang sudah mulai lapar. Istirahat selama 15 menit membuat kami tidak sabar untuk segera melanjutkan kembali serunya rafting. Disini kami masih diombang-ambingkan jeram yang tetap tidak bisa membuat boat kami terbalik, ketika sampai di suatu tempat yang lebarnya sempit kurang lebih sekitar 5 meter, mas Dedy menyuruh kami turun ke air. Saya pun turun, arusnya tidak terlalu deras tapi sangat berbahaya kalau membentur tebing dan berada di bawah kapal (ini saya alami karena saya tidak dapat mengambil udara di permukaan, kepala saya tertahan di badan bawah kapal, pengalaman seram dan menegangkan).

Berpuluh kelokan dan berpuluh jeram telah kami taklukkan, akhirnya sampai juga di garis finish petualangan rafting di sungai Elo. Kami diantarkan kembali ke Kampung Ulu menggunakan mobil yang sama, dan ketiga boat dinaikkan ke atas mobil. Setelah sampai kami segera membersihkan diri dan menuju tempat makan yang telah disediakan buat kami. Menunya yaitu pecel, tempe, tahu, dan daging ayam. Serta minumannya teh hangat. Segera kami santap semua hidangan yang tersaji dihadapan kami, karena perut sudah meneriakkan tanda kelaparan.

Jam 17.00 wib kami meninggalkan Kampung Ulu untuk kembali ke Semarang. Terima kasih semua atas pengalaman yang seru dan bikin saya ketagihan rafting πŸ™‚

Biaya
– Biaya rafting: Rp100.000,- per orang (sudah termasuk 1x makan)
– Transportasi Semarang-Magelang dan snack: Rp75.000,- per orang.

Info: Apabila ingin mendokumentasikan rafting kalian, dari penyelenggara menyediakan juru foto dengan biaya dokumentasi Rp150.000,- mendapat satu album. Kalau tidak ya kalian minimal menggunakan dua boat dan setiap boat ada kamera yang telah dilindungi anti air.

Bekal yang wajib dibawa atau digunakan:

  1. Sepatu kets bertali (jangan sol lem karena mudah mengelupas kalau kena air, pengalaman salah satu kawan), atau sandal gunung. Sandal jepit sangat tidak dianjurkan!!!
  2. Kaos berlengan panjang.
  3. Sun block, agar kulit tidak belang.
  4. Bercelana pendek, kalau pun pakai celana panjang yang celana training.
  5. Obat-obatan pribadi.
  6. Kamera.
  7. Pakaian ganti.

Photo by: Khaerul Hamzah